Sistem Pendidikan di Thailand
Executive Summary
Sistem Pendidikan di Thailand
Thailand, negara yang memiliki penduduk hampir 70 juta jiwa ini, memiliki sistem
pendidikan yang mirip seperti yang diterapkan di Indonesia, mulai pendidikan usia
dini sampai perguruan tinggi tidak terdapat perbedaan yang mendasar. Perbedaan
yang signifikan terletak pada pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi di Thailand
menerapkan lama belajar 5 (lima) tahun dimana tamatannya setara dengan lulusan
diploma 2 tahun di Indonesia, sementara pendidikan vokasi di Indonesia menerapkan
lama belajar 3 (tiga) tahun. Oleh karena itu, di Thailand tidak dikenal perguruan tinggi
Politeknik seperti di Indonesia. Politeknik di Thailand berperan sebagai institusi ‘longlife learning’ atau institusi yang memberikan sertifikat bagi keahlian tertentu, seperti
mengelas, menjahit dll. Thailand juga menerapkan wajib belajar 9 tahun, seperti di
Indonesia, namun pendidikan gratis diberikan sampai tamat sekolah menengah atas.
Penjaminan mutu di jenjang pendidikan dasar dan menengah dilakukan melalui ujian
nasional. Akan tetapi, hasil ujian nasional di Thailand tidak memutuskan seorang
siswa lulus atau tidak dari jenjang sekolah tersebut. Kelulusan siswa dari sekolah lebih
ditentukan oleh ujian sekolah. Hasil ujian nasional hanya menunjukkan capaian
akademik siswa dari seluruh propinsi, yang dijadikan sebagai acuan kebijakan
perbaikan kualitas pendidikan.
Sistem perekrutan guru dilakukan secara tersentralisasi dan terbuka sehingga calon
mengetahui syarat-syarat akademik dan non-akademik yang diminta. Ujian saringan
penerimaan guru dilakukan secara serentak di berbagai wilayah di Thailand.
Peningkatan kualitas guru dilakukan dengan berbagai program seperti program
pendidikan guru 5 tahun dengan beasiswa guna menarik calon-calon guru yang
cemerlang dan potensil. Kualifikasi guru minimum harus memiliki gelar sajana dengan
lama pendidikan 4 tahun. Pengembangan guru dilakukan dengan berbagai bentuk
mulai dari pelatihan dan studi lanjut master bahkan sampai doktor.
Salah satu reformasi pendidikan di Thailand yang menarik adalah pengenalan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sejak usia dini melalui program yang
disebut One Tablet Per Child atau disingkat OTPC. Proyek ambisius ini bertujuan
memperkuat siswa-siswa dengan pedagogi mutakhir dan pembelajaran tanpa kendala
lokasi, jarak, dan latar belakang ekonomi siswa. Pemerintah Thailand sampai saat ini
telah mengeluarkan dana sebesar 3 milyar bath atau setara dengan 96 juta USD
untuk membeli sebanyak 900 ribu komputer tablet pada tahun 2012 untuk
didistribusikan kepada siswa kelas 1 SD di seluruh Thailand. Pada tahun 2013,
Pemerintah Thailand mendistribusikan sebanyak 1.63 juta computer tablet bagi siswa
kelas 1 SD dan siswa kelas 1 SMP di seluruh Thailand
Tags:
Pendidikan Thailand